1. Definisi
Adalah pemeriksaan secara radiografi dengan menggunakan media kontras ( positif dan negative ) untuk menampakkan kelainan pada lambung.
Adalah pemeriksaan secara radiografi dengan menggunakan media kontras ( positif dan negative ) untuk menampakkan kelainan pada lambung.
- Biasanya merupakan pemeriksaan satu paket dengan Oesophagus dan Duodenum (OMD=Oesophagus Maag Duodenum)
- Stomach, terletak diantara esophagus dan usus halus. Merupakan bagian yang mengalami pelebaran / dilatasi pada alimentary canal.
- Stomach terdiri dari 4 bagian besar yaitu : cariac, fundus, body atau corpus dan pylorus.
- Body habitus
- Tipe dari body habitus memberikan efek yang sangat besar terhadap lokasi organ pencernaan pada rongga abdomen.
- Untuk keakuratan dan konsistensi posisi dari organ pencernaan perlu diketahui karakteristik dan klasifikasi dari body habitus.
- Terdapat 4 kelompok dari body habitus yaitu : hypersthenic, sthenic, hyposthenic dan asthenic
3. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi Pemeriksaan
- Gastritis : radang gaster ( baik akut maupun kronik )
- Divertikula : penonjolan keluar darimaag yang membentuk kantung ( banyak terjadi pada fundus )
- Hematemesis : perdarahan)
- Neoplasma ( tumor atau kanker )
- Hernia hiatal : hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus yang pendek.
- Stenosis pylorus:penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus
- Bezoat / Undigested material (biasanya berupa rambut, serat sayuran atau bahan kayu )
- Ulcers : erosi dari mukosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet, rokok, bakteri )
- Ulcer/ulkus/tukak : luka terbuka pada permukaan selaput lendir lambung
- Perforasi regurgitasi
Kontraindikasi
- Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan BaSO4 tetapi menggunakan water soluble kontras (urografin, iopamiro )
- Obstruksi usus besar
4. Persiapan Pemeriksaan
- Persiapan Pasien
- Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan ( kooperatif )
- 2 hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk mencegah pembentukan gas akibat fermentasi
- Lambung harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air, pasien puasa 8-9 jam sebelum pemeriksaan
- Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat – obatan yang mengandung substansi radioopaque seperti steroid, pil kontrasepsi,dll.
- Sebaiknya colon bebas dari fecal material dan udara bila perlu diberikan zat laxative.
- Tidak boleh merokok ( nicotine merangsang sekresi saliva )
- Pasien diminta mengisi informed concent.
- Persiapan Alat dan Bahan
- Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
- Baju Pasien
- Gonad Shield
- Sarung tangan Pb
- Kaset + film ukuran 30 x 40 cm, 30x40 cm.
- Bengkok
- Grid
- X-Ray marker
- Tissue / Kertas pembersih
- Bahan kontras barium sulfat
- Barium encer dengan air hangat ( BaSO4 : air = 1 :4 )
- Kontras negative ( tablet efferfecent, natrium sulfas, sprite,dll)
- Obat emergency : dexametason, delladryl,dll)
- Air Masak Sendok / Straw ( pipet ) dan gelas
5. Prosedur Pemeriksaan
- Single Kontras
- Penjelasan pada pasien tentang prosedur Foto Polos Abdomen
- Dilakukan persiapan pemeriksaan
- Dibuat foto polos abdomen / dilakukan fluoroskopi hepar, dada dan abdomen.
- Pasien diberi media kontras 1 gelas
- Jika memungkinkan pasien dalam posisi berdiri, jika pasien recumbent pasien minum dengan sedotan
- Pasien diinstruksikan minum 2 – 3 teguk media contrast, dilakukan manipulasi agar seluruh mukosa terlapisi diikuti fluoroskopi atau dibuat foto yang diperlukan
- Setelah melihat rugae pasien minum sisa barium untuk melihat pengisian penuh dari duodenum.
- Dengan teknik fluoroskopi pasien dirotasi dan meja dapat disudutkan sehingga seluruh aspek oesophagus, lambung dan duodenum terlihat
- Double Kontras
- Setelah minum media kontras positif, pasien diberi pil, bubuk carbonat dsb untuk menghasilkan efek gas ( teknik lama, sisi sedotan dilubangi sehingga pada saat minum media kontras sekaligus udara masuk ke lambung.
- Pasien diposisikan recumbent dan diinstruksikan untuk berguling – guling 4 – 5 putaran sehingga seluruh mukosa terlapisi.
- Dapat diberikan glucagon atau obat lain untuk mengurangi kontraksi lambung ( lambung tidak relax )
- Dilakukan pengambilan foto dengan proyeksi sesuai yang diinginkan sama pada teknik single kontras.
- Bila menggunakan fluoroskopi diambil spot foto pada daerah – daerah yang diinginkan.
6. Proyeksi Pemotretan
- PA erect ( film 30 x 40 ) untuk melihat type dan posisi lambung
- Lateral erect untuk melihat space retrogastric kiri
- PA recumbent untuk melihat gastroduodenal surface
- PA Obliq ( RAO ) untuk melihat pyloric canal dan duodenal bulb
- Right Lateral Decubitus utk melihat duodenal loop, duodenojujunal junction dan retrogastric space
- AP Recumbent utk melihat bagian fundus terutama pada teknik double kontras, rotasi lateral untuk melihat lesi pada dinding anterior dan posterior, retrogastric portion dari jejunum dan illium
- Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 250 – 300 untuk melihat hernia hiatal dan 10 – 15 derajat dan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.
- Proyeksi PA (film 30 x40)
- Fungsi : untuk memperlihatkan polip, divertikul, gastritis, pada badab dab pylorus lambung
- Posisi Pasien : berdiri, prone menghadap kaset
- Posisi Objek : MSP pada pertengahan meja / kaset. Batas Atas : Xyphoid ( Th 9-10 ), Batas Bawah: SIAS, diyakinkan tidak ada rotasi abdomen.
- CR : Tegak Lurus
- CP : Pada pylorus dan bulbus duodeni.
- Stenik : 1-2 inchi dibawah L2 menuju lateral batas costae dan 1 inchi kekiri dari C. Vertebrae
- Astenic : 2 inchi dibawah L2
- Hiperstenic : 2 Inchi diatas level duodenum
- Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
- Kriteria Radiograf :
- Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum
- Body dan pylorus tercover
- Struktur gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan duodenum.
- Tampak struktur anatomis sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada
- Proyeksi Lateral Erect (Lateral kanan)
- Fungsi : memperlihatkan proses pada daerah retrogastric seperti divertikel, tumor, ulkus gastric, trauma pada perut dan batas belakang lambung.
- Posisi Pasien : pasien miring arah kanan, atur kaki dan dan tangan mengikuti kemiringan pasien
- Posisi Objek : bahu dan daerah costae dalam posisi lateral, batas atas xyphoid, batas bawah crista iliaka
- Central Ray : Tegak Lurus
- Central Point : bulbus duodenum pada L1
- Stenik : 1-1,5 ke depan dari mid coronal plane
- Astenic : 2 inchi dibawah L1
- Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
- FFD : 100 cm
- Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
- Kriteria Radiograf :
- Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum tercover celah retrogastric, pylorus dan lengkung duodenum akan terlihat jelas khususnya pada tipe hiperstenic
- Lengkung duodenum terletak pada sekitar L1
- Dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan yang ada.
- Proyeksi LPO (left posterior oblique)
- Fungsi : bila digunakan double kontras akan dapat memperlihatkan dengan jelas batas antara udara dengan dinding pylorus dan bulbus sehingga jelas untuk GASTRITIS dan ULKUS
- Posisi Pasien : pasien recumbent, punggung menempel kaset.
- Posisi Objek : dari posisi supine dirotasikan 30 – 60 derajat dengan bagian kiri menempel meja, tungkai difleksikan untuk menopang, Batas atas :proc.xyphoideus, Batas bawah : SIAS
- CR : Tegak Lurus
- CP : pertengahan crista iliaca
- Stenik : L1
- Astenic : 2 inchi dibawah L1 mendekat mid line
- Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
- FFD : 100 cm
- Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
- Kriteria Radiograf :
- Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum, bulbus duodenum tanpa superposisi dengan pylorus
- Fundud tampak tertempeli BaSO4
- Pada double kontras tampak batas body dan pylorus dengan batas udara
- Tidak ada pergerakan dan kekaburan gambaran lambung dan duodenum
- Proyeksi PA Oblique (RAO)
- Posisi Pasien : recumbent, prone
- Posisi Objek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut 40 – 70 derajat dengan tepi depan MSP, lengan tangan sebelah kiri flexi ke depan, knee joint flexi.
- Central Ray : vertical tegak lurus
- Central Point : daerah bulbus duodeni
- Stenik : 1-2 inch dari L2
- Asthenic : 2-5 inchi di bawah L2
- Hiperstenic : 2-5 inchi di atas L2
- FFD : 100 cm
- Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
- Kriteri radiograf :
- Struktur ditampakkan : daerah lambung dan lengkung duodenum membentuk huruf C
- Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
- Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
- Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
- Proyeksi AP
- Posisi Pasien : Supine
- Posisi Objek : MSP pada mid line meja, pastikan tubuh tidak ada rotasi
- CR : tegak lurus dengan kaset
- CP : pada L1 ( diantara xypoid dan batas bawah costae )
- Stenik : L1
- Asthenic : 2 inchi di bawah L1
- Hiperstenic : 1 inchi di atas L1
- FFD : 100 cm
- Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
- Kriteria radiograf :
- Struktur ditampakkan : lambung dan duodenum, diafragma dan paru-paru bagian bawah
- Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
- Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
- Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
- Catatan :
- Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 25 – 30 derajat untuk melihat hernia hiatal.
- 10 – 15 derajat dengan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.
Teknik Pembuatan Radiograf Maag Duodenum
- Dengan Fluoroskopi
- Pasien disuruh berguling diikuti dengan fluoroskopi dilihat hingga BaSO4 melumuri seluruh permukaan lambung
- Buat spot foto lambung posisi RAO, lateral kanan, PA, dan LPO
- Spot foto dibuat sesuai dengan kelainan / posisi yang diperlukan
- Setelah kontras mengisi lambung dan duodenum dibuat foto UP RIGHT AP/PA
- Tanpa Fluoroskopi
- Tunggu kira – kira 5 menit, setelah kontras masuk
- Buat Radiograf RAO
- Lihat hasilnya, bila kontras sudah memenuhi lambung, dibuat proyeksi lateral kanan, PA
- LPO untuk melihat duodenum
- Bila mungkin dibuat UP RIGHT AP atau PA
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Puasa 4 -8 jam
- Tidak merokok dan mengunyah permen selama periode NPO karena aktifitas tsb akan meningkatkan cairan lambung dan ludah yang menghalangi perlekatan barium pada mukosa.
- Volume media kontras
- Kv tinggi ( 100 – 125 )untuk menapbah penetrasi kontras barium yang tinggi
- Seconnd (S) yang singkat untuk mengurangi peristaltic movement Bouble kontras mengurangi hingga menjadi 80 – 90 kv
1 komentar:
Terimakasih sekali kepada admin blog ini, blog yang luar biasa sangat membantu memberi informasi terkait radiografi. Masukan saya kalau bisa disertai dengan referensi nya min... ^^9
Post a Comment
Terimakasih telah mampir. Silahkan berikan komentar anda. Salam.