Wednesday, January 26, 2011

Teknik Radiografi Lopography

1. Pengertian
Teknik pemeriksaan Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lobang buatan pada daerah abdomen.

2. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat anatomi dan fisiologi kolon bagian distal sehingga dapat membantu menentukan tindakan medis selanjutnya.
3. Persiapan Pasien 
Tujuan persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan Lopografi adalah untuk membersihkan kolon dari feases, karena bayangan dari feases dapat mengganggu gambaran radiograf. Pemeriksaan Lopografi memerlukan beberapa persiapan pasien,yaitu : 
  • Mengubah pola makanan pasien 
    • Makanan hendaknya mempunyai konsistensi lunak, rendah serat dan rendah lemak untuk menghindari terjadinya bongkahan-bongkahan tinja yang keras. 
  • Minum sebanyak-banyaknya 
    • Pemberian minum yang banyak dapat menjaga tinja selalu dalam keadaan lembek 
  • Pemberian obat pencahar 
    • Apabila kedua hal diatas dijalankan dengan benar, maka pemberian obat pencahar hanya sebagai pelengkap saja. 
4. Persiapan Alat dan Bahan
a. Persiapan alat pada pemeriksaan Lopografi, meliputi : 
  1. Pesawat x – ray 
  2. Kaset dan film sesuai dengan kebutuhan 
  3. Marker 
  4. Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanula rectal .
  5. Vaselin dan jelly 
  6. Sarung tangan 
  7. Penjepit atau klem 
  8. Kain kassa 
  9. Bengkok 
  10. Apron 
  11. Plester 
  12. Tempat mengaduk media kontras 
b. Persiapan bahan
  1. Media kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium dengan konsentrasi antara 70 – 80 W/V % (Weight /Volume). Banyaknya larutan (ml) tergantung pada panjang pendeknya colon distal.
  2. Air hangat untuk membuat larutan barium.
  3. Vaselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula dimasukkan kedalam anus. 
5. Teknik Pemeriksaan
a. Foto polos BNO (Plain foto) 
Foto polos ini bertujuan untuk melihat persiapan pasien sudah maksimal atau belum, seandainya sudah maksimal maka pemeriksaan dapat dilanjutkan, tetapi seandainya persiapan pasien kurang baik ditandai dengan masih banyaknya gambaran feases yang mengganggu radiograf maka pemeriksaan ditunda, selain itu juga untuk menentukan Faktor Eksposi sehingga pada saat kontras telah dimasukkan Faktor Eksposi bisa optimal. 
b. Inform Consent 
Setelah dipastikan bahwa pemeriksaan bisa dilanjutkan, maka pasien atau keluarga diharuskan menandatangani surat persetujuan sebagai inform consent yang menyebutkan bahwa pasien tersebut secara tertulis menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan (Lopografi). Ini dapat digunakan sebagai hukum legal yang seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan, kita (radiographer) dapat terlepas dari jeratan hukum, kecuali jika memang ada unsur kesengajaan. 
c. Pemasukan Media Kontras 
Barium dimasukkan melalui stoma (lubang colon distal) diikuti ngan fluoroskopi sampai mengisi daerah rectum dan dapat ditandai dengan keluarnya kontras melalui anus. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full filling untuk melihat keseluruhan bagian usus dengan proyeksi antero posterior. 
d. Proyeksi Radiograf 
1). Proyeksi Antero posterior 
  • Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis tengah meja pemeriksaan. Kedua tangan lurus di samping tubuh dan kedua kaki lurus ke bawah. Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis. 
  • Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak lurus dengan kaset. Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. 
  • Kriteria radiograf menunjukkan seluruh kolon terlihat, termasuk fleksura dan kolon sigmoid. 
2). Proyeksi Postero Anterior 
  • Pasien diposisikan tidur telungkup (prone) di atas meja pemeriksaan dengan MSP tubuh berada tepat di garis tengah meja pemeriksan. Kedua tangan lurus di samping atas tubuh dan kaki lurus ke bawah. MSP objek sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, objek diatur diatas meja pemeriksaan dengan batas atas processus xypoideus dan batas bawah sympisis pubis tidak terpotong, pada saat eksposi pasien ekspirasi dan tahan nafas. 
  • Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak lurus kaset. 
  • Kriteria radiograf seluruh kolon terlihat termasuk fleksura dan rektum. 
3). Proyeksi LPO 
  • Pasien diposisikan supine kemudian dirotasikan kurang lebih 35° - 45° terhadap meja pemeriksaan. Tangan kiri digunakan untuk bantalan dan tangan kanan di depan tubuh berpegangan pada tepi meja pemeriksaan. Kaki kiri lurus sedangkan kaki kanan ditekuk untuk fiksasi. 
  • Titik bidik 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua crista illiaca, dengan arah sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset. 
4). Proyeksi RPO 
  • Posisi pasien supine di atas meja pemeriksaan kemudian dirotasikan ke kanan kurang lebih 35° - 45° terhadap meja pemeriksaan.Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri menyilang di depan tubuh berpegangan pada tepi meja. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit ditekuk untuk fiksasi. Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah kedua crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset. Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. 
  • Kriteria radiograf menunjukkan tampak gambaran fleksura lienalis dan kolon asenden. 
5). Proyeksi RAO 
  • Posisi pasien telungkup di atas meja pemeriksaan kemudian dirotasikan ke kanan kurang lebih 35˚- 45˚ terhadap meja pemeriksaan. Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri menyilang di depan tubuh berpegangan pada tepi meja. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit di tekuk untuk fiksasi. Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah kedua krista illiaka dengan arah sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset. Ekposi dilakukan pada saat pasien ekspirasi dan tahan napas. 
  • Kriteria : menunjukkan gambaran fleksura hepatika kanan terlihat sedikit superposisi bila di bandingkan dengan proyeksi PA dan tampak juga daerah sigmoid dan kolon asenden. 
6). Proyeksi LAO 
  • Pasien ditidurkan telungkup di atas meja pemeriksaan kemudian dirotasikan kurang lebih 35˚ - 45˚ terhadap meja pemeriksaan. Tangan kiri di samping tubuh dan tangan di depan tubuh berpegangan pada meja pemeriksaan, kaki kanan ditekuk sebagai fiksasi, sedangkan kaki kiri lurus. Titik bidik 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua krista illiaka dengan sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset. Ekposi dilakukan pada saat pasien ekspirasi dan tahan napas. 
  • Kriteria : menunjukkan gambaran fleksura lienalis tampak sedikit superposisi bila dibanding pada proyeksi PA, dan daerah kolon desenden tampak. 
7). Proyeksi Lateral 
  • Pasien diposisikan lateral atau tidur miring dengan Mid Coronal Plane (MCP) diatur pada pertengahan grid, genu sedikit fleksi untuk fiksasi. Arah sinar tegak lurus terhadap film pada Mid Coronal Plane setinggi spina illiaca anterior superior (SIAS). Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi dan tahan nafas. 
  • Kriteria : daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rectosigmoid pada pertengahan radiograf.

SEMOGA BERMANFAAT

6 komentar:

Markernya diletakan dmn saja ya? Trims.

terimakasih artikelnya mase. Sangat membantu pekerjaan saya sehari-hari. Kebetulan di RS saya jarang sekali dilakukan pemeriksaan semacam ini

Biasanya butuh 2 buah marker 1cm. Satu diletakkan dekat stoma. Satu diletakkan di anus (anal dimple).

mau tanya dong , referensi yg diambil dri mana ya?

kelebihan dan kekurangan pemeriksaan lopografi apa ya?

Post a Comment

Terimakasih telah mampir. Silahkan berikan komentar anda. Salam.