SELAMAT DATANG DI CATATAN RADIOGRAF !

Selamat datang di blog "Catatan Radiograf", perkenalkan nama saya Ajunk Artawijaya creator dari blog sederhana yang sedang anda kunjungi saat ini. Semoga segala artikel di blog ini dapat bermanfaat. Enjoy !

APA ITU CATATAN RADIOGRAF ?

Semua artikel di blog ini berhubungan dengan dunia medis pada umumnya dan dunia pencitraan radiologi pada khususnya. Dimulai dari sejarah penemuan sinar-x hingga berbagai teknik pemeriksaan radiologi dalam dunia medis.

KONVENSIONAL RADIOGRAFI

Pemanfaatan sinar-x dalam dunia pencitraan medis secara konvensional dengan tujuan mendiagnosa kelainan dari pada organ atau struktur anatomis tubuh manusia untuk kemudian dilakukan terapi lebih lanjut..

COMPUTED TOMOGRAPHY SCANNING (CT-SCAN)

CT Scan merupakan penggabungan teknologi komputer dan pemanfaatan radiasi sinar-x dalam pencitrran medis dengan memvisualisasikan organ atau jaringan tubuh manusia dalam bentuk potongan irisan (slice) baik axial, coronal, dsb.

MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)

Modalitas pencitraan medis dengan memanfaatkan gelombang resonansi magnetic untuk memvisualisasikan organ atau jaringan tubuh manusia tanpa menggunakan energi radiasi sinar-x.

ULTRASONOGRAPHY (USG)

Bentuk lain pencitraan medis dengan memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi (ultrasound) guna memvisualisasikan organ atau jaringan tubuh manusia tanpa menggunakan energi radiasi sinar-x.

Tuesday, August 2, 2011

Rasio Adenoid Nasofaring

Rasio adenoid nasofaring dapat dihitung dengan rumus= A/N. Nilai A merupakan jarak dalam antara konveksitas maksimum bayangan adenoid dan garis lurus sepanjang tepi anterior basis oksipitus os oksipitalis (B). Nilai N merupakan jarak ataupun tepi posterior platum durum dengan tepi anterior sinkondrolis sefenobasis oksipitalis. Bila sikondrosis tidak jelas maka titik tersebut dicari dari titik potong tepi posterior inferior lamina pethrigoid lateral dan atap dari tulang yang membatasi nasofaring. ( Lusted, 1992).

Keterangan Gambar : 

  • A : jarak antara konveksitas maksimum baayangan adenoid dengan garis lurus sepanjang tepi anterior basis oksipitus os oksipitalis. 
  • B : garis lurus sepanjang tepi anterior basis oksipitus os oksipitalis.
  • N : jarak antara tepi posterior platum durum dengan tepi anterior

Fraktur Tulang Hidung

Fraktur hidung adalah terjadinya diskontinuitas jaringan tulang (patah tulang) yang biasanya disebabkan benturan keras (http://www.healthresources.caremark.com/2007).
Fraktur tulang hidung dapat mengakibatkan terhalangnya jalan pernafasan dan deformitas pada hidung. Jenis dan kerusakan yang timbul tergantung pada kekuatan, arah dan mekanismenya. Terdapat beberapa jenis fraktur hidung antara lain (Robinstein,2000) :

A. Fraktur lateral
Adalah kasus yang paling sering terjadi, dimana hanya terjadi pada salah satu sisi saja, kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu parah.
B. Fraktur bilateral
Merupakan salah satu jenis fraktur yang juga paling sering terjadi selain fraktur lateral, biasanya disertai dislokasi septum nasal atau terputusnya tulang nasal dengan tulang maksilaris.
C. Fraktur direct frontal
Yaitu fraktur os nasal dan os frontal sehingga menyebabkan desakan dan pelebaran pada dorsum nasalis. Pada fraktur jenis ini pasien akan terganggu suaranya.
D. Fraktur comminuted
Adalah fraktur kompleks yang terdiri dari beberapa fragmen. Fraktur ini akan menimbulkan deformitas dari hidung yang tampak jelas.
Fraktur pada tulang hidung dapat menimbulakan terjadinya gangguan-gangguan seperti