Friday, May 28, 2010

Teknik Radiografi Histerosalpyngogram (HSG)

1. DEFINISI

Pemeriksaan radiology pada area non-gravid uterus. 
Pemeriksaan ini biasanya dibagi menjadi 2 macam :
  • HSG
    • Dengan media kontras positif
  • Pelvic Pneumography 
    • Dengan media kontras negatif
    • Gases medium into peritoneal cavity
    • Untuk menggambarkan countour external dari uterus, urine tube dan ovarium
HSG biasanya dilakukan dengan loroscopic table
2. ANATOMI 
  • External Female Reproduction
    • Portio 
    • vagina 
  • Internal Female Reproduction
    • Uterus 
    • Tuba fallopii 
    • Cervix 
    • ovarium


Keterangan:
  1. Klitoris
  2. Orifisium uretra
  3. Orifisium vagina
  4. Himen
  5. Perineum
  6. Fouschettx
  7. Labia minora
  8. Labia mayora 
  9. Anus
3. INDIKASI
  • Primer Infertility
  • Secunder infertility
  • Neoplasma
  • Salfingitis
  • Hydrosalphinx
4. KONTRA INDIKASI 
  • Allergic for contras media
  • Menstruasi
  • Blooding into vagina
  * Catatan :
  • Penyebab Infertilitas
    • Malformation Vagina
    • Malformation Tuba
    • Endokrinal Problem
    • Malformation Uterus
    • Malformation Ovarium
  • Fase Menstruasi
    • Fase Menstruasi
      • Pada fase menstruasi korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada siklus 28 hari dan kemudian mulai beregresi. Pada fase menstruasi terjadi penurunan yang tajam dari progesterone dan estrogen sehingga menghilangkan perangsangan pada endometrium.
    •  Fase Folikular
      • Pada fase folikular Folikel Stimulating Hormon (FSH) merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Umumnya hanya satu yang terus berkembang dan menjadi folikel de-Graaf dan yang lainnya berdegenerasi. 
    • Fase Proliferasi
      • Pada fase proliferasi endometrium dalam keadaan tipis dan dalam stadium istirahat. Fase proliferasi berlangsung kira-kira 5 hari. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berbelok.
    • Fase Sekresi
      • Fase sekresi endometrium menebal dan menjadi seperti beledu. Kelenjer menjadi leboh besar dan berkelok-kelok, dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat. Lamanya fase sekresi sama pada setiap wanita yaitu ± 2 hari.
 Periode Menstruasi
5. PERSIAPAN HSG
  • Pasien
    • Siklus menstruasi yang tepat
    • Not Coitus
    • Void
  • Peralatan
    • HSG Set
    • Contrast Media
    • Desinfektan
HSG Set :
  1. Sterile
    • Speculum
    • Portubator
    • Portio tang
    • Uterus sonde
    • Conus
    • Spuit
    • Cutton
    • Steril dunk
    • Aquadest / NaCl
  2. Non-Sterile
    • Waste Basket
    • X-ray equipment
    • Cassete
    • Kontras Media
      • Iodium Water soluble media kontras lebih baik daripada Oil Soluble(YODER)
      • CM Positif Contains :
        • Meglumine diatrizoate 
        • SodiumDiatrizoate 
      • Example : Urografin 60%
6. Time Schedule for HSG
  • On the non fertile fase
  • Efective : 10 days following the onset of menstruation ( HPHT ) (Merril)
  • In practise : 
    • Efective :9-10 days HPHT 
    • Normal Periode Time : 7 days, 10-14 days for HPHT
    • An normal : HSG is 3-4 days following is finished menstruation
7.  Teknik Radiografi
  • Plain Photo (AP Uterine Cavity)
    • Posisi pasien : supine
    • Objek : posisi pasien harus diatur agar pertengahan berasa 2 inch atau 5 cm proximal simpisis pubis
    • Film : 24 x 30 cm biasa digunakan secara memenjang
 AP Plain Position
  • HSG Position
    •  Kriteria Evaluasi
      • Daerah 2 inch diatas simpisis pubis harus berada di tengah-tengah gambaran radiograf
      • Semua kontras edia harus nampak termasuk "spill" area
      • Radiograf harus dapat menampilkan scale of contrast

    • PROYEKSI AP
    • PROYEKSI OBLIQUE

PROYEKSI LENGKAP PEMERIKSAAN
  1. Plain Photo
  2. Post Kontras : 5 cc AP
  3. Post Kontras : 3-5 cc left oblique
  4. Post Kontras : 3-5 cc right oblique
  5. Post Mikxi/Post Void 
8. PROSEDUR PEMERIKSAAN
  1. Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah vagina dibersihkan dengan desinfektan. Diberikan juga obat antiseptic pada daerah cervix.
  2. Speculum digunakan untuk membuka vagina dan memudahkan cateter masuk. Bagian dalam vagina dibersihkan dengan betadine, kemudian sonde uteri dimasukan untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
  3. Spuit yang telah terisi media kontras dipasang pada salah satu ujung kateter. Sebelumnya kateter diisi terlebih dahulu dengan media kontras sampai lumen kateter penuh.
  4. Dengan bantuan long forceps, kateter dimasukan perlahan ke ostium uteri externa.
  5. Balon kateter diisi dengan air steril kira-kira 3 ml sampai balon mengembang diantara ostium interna dan ostium externa. Balon ini harus terkait erat pada canalis servicalis, kemudian speculum dilepas.
  6. Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksaan, dan mulai disuntikan media kontras jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih.
  7. Media kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan serta ambil spot film radiografnya.
  8. Balon dikempiskan dan cateter dapat ditarik secara perlahan.
  9. Daerah vagina dibersihkan.
9. KRITERIA RADIOGRAF NORMAL
  1. Bentuk dari uterus yang normal berbentuk segitiga, bagian dasarnya pada fundus dan apex pada sisi inferior. Berhubungan dengan canalis cervicalis. Uterus normal anteversi dengan kandung kencing dan corpus uteri anteflexi dengan cervix.
  2. Tidak ada gambaran kelainan seperti tumor, polip atau bentuk abnormal dari uterus
  3. Media kontras yang dimasukan tidak akan bocor atau keluar dari uterus.
  4. Tuba fallopi terletak di kanan kiri uterus. Terbagi atas empat daerah yaitu: interstitial, isthmus, ampulla dan infundibulum. Daerah yang terlihat jelas dengan kontras adalah isthmus yang panjang dan lurus serta ampulla yang seperti huruf “s” dan tampak melebar. Tuba fallopi tidak tersumbat, sehingga media kontras dapat mengisi tuba hingga tumpah ke rongga peritoneal (tampak spil) (Yoder, 1988).
  5. Tidak ada benda asing seperti IUD (Peter Chen,M.D, 2004).
  6. Terdapat gambaran speculum ataupun ujung pertubator (conus) di rongga uterus pada metode pemasukan media kontras dengan metal cannula. Hal ini yang dikenal dengan metal artifacts
  7. AP pada radiograf dengan menggunakan Foley Catether Tehnique (FCT), tidak diperoleh gambaran metal artifacts yang dapat menggangu di sekitar rongga uterus (Radiology, 131:542,1979).
SEMOGA BERMANFAAT

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih telah mampir. Silahkan berikan komentar anda. Salam.