Wednesday, May 18, 2011

Teknik Radiografi Nasal Bone (II)

1. Pendahuluan
Teknik radiografi soft tissue dapat diaplikasikan pada seluruh tubuh termasuk jaringan superficial, kecuali pada tulang. Teknik ini membutuhkan eksposi yang berbeda dari teknik radiografi biasa dilaksanakan pada umumnya. Teknik ini akan menghasilkan densitas dan kontras jaringan yang rendah dengan berbagai perubahan yang terjadi Pemilihan kVp dalam teknik radiografi soft tissue sebaiknya bervariasi dalam kondisi penyinaran yang rendah. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan perbedaan kontras jaringan dari yang rendah sampai yang tinggi seperti tulang, udara yang memiliki berbagai tingkatan. Eksposi yang mencukupi merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa struktur organ yang diperiksa dapat direkam dengan kontras yang baik (Clark, 1974).

2. Persiapan Pemeriksaan Tulang Hidung
Persiapan pada pemeriksaan tulang hidung dibagi menjadi dua macam yaitu : 
A. Persiapan Pasien 
Dalam pemeriksaan radiografi tulang hidung tidak memerlukan persiapan khusus, cuma membebaskan semua logam, plastik dan semua objek lain dipindahkan dari kepala (Bontrager, 2001).
B. Persiapan alat dan bahan
  • Pesawat sinar-X siap pakai dengan bucky table 
  • Kaset yang dilengkapi screen ukuran 18 x 24 cm 
  • Marker R / L 
  • Prosesing film 
  • Film occlusal ukuran 6x7 cm (Ballinger 1995). 
3. Proyeksi Radiograf Tulang Hidung 
A. Proyeksi Lateral 
  • Pasien semi prone diatas meja pemeriksaan dengan kepala dan kaki diatur dalam posisi yang nyaman. 
  • Tempelkan bagian lateral dari kepala pada meja pemeriksaan, pastikan objek yang diperiksa masuk pada kaset.
  • Posisikan tulang hidung di tengah kaset, pastikan kepala dalam posisi true lateral serta untuk kenyamanan posisikan tubuh dalam posisi oblik. Bila perlu letakkan soft bag di bawah dagu, pastikan MSP (Mid Sagital Plane) paralel dengan meja pemeriksaan. Interpupilary line tegak lurus dengan memposisikan infra orbita meatal line tegak lurus di depan kaset. 
  • Arah sinar tegak lurus terhadap kaset. 
  • Titik bidik ½ inchi (1,25 cm) di bawah nasion. 
  • Jarak focus ke film 100 cm, eksposi saat diam. 
  • Kriteria : tampak bayangan dengan struktur soft tissue, tampak sutura nasofrontal dan tampak anterior nasal spine 


B. Proyeksi Parietoacanthial (Metode Waters)
  • Pasien prone diatas meja pemeriksaan dengan kepala dan kaki diatur dalam posisi yang nyaman. Ekstensikan kepala, posisikan dagu dan hidung menempel pada meja pemeriksaan. 
  • Posisikan kepala sampai lips-meatal line (LML) tegak lurus, orbito meatal line (OML) membentuk sudut 55ยบ dengan image reseptor. Posisikan Mid sagital Plane (MSP) tegak lurus pada pertengahan grid atau meja pemeriksaan, pastikan tidak ada rotasi atau kemiringan dari kepala. 
  • Arah sinar tegak lurus dipusatkan keluar pada acantion. 
  • Jarak focus ke film 100 cm. kolimasikan 1 inchi (2,5 cm) pada tulang wajah. 
  • Kriteria : proyeksi parietoacanthial (waters method) dapat menampakkan bony nasal septum, tulang petrom. 
C. Proyeksi Superoinferior Tangential (Axial) 
  • Posisi pasien duduk tegak diatas kursi dan bersandar di atas meja pemeriksaan atau tidur prone diatas meja pemeriksaan. Letakkan dagu diatas kaset dan atur sudut kaset yang tepat di bawah dagu. 
  • Pastikan kaset tegak lurus dengan Glabella Alveolar Line (GAL). Mid Sagital Plane (MSP) kepala tegak lurus terhadap arah sinar dan garis tengah kaset. 
  • Arah sinar dipusatkan pada hidung dan sudutkan dengan tepat agar paralel dengan Glabella Alveolar Line (GAL). Titik bidik menuju glabela menuju gigi atas bagian depan. 
  • Jarak fokus ke film 100 cm. 
  • Kriteria : tampak tulang nasal bagian tengah dan distal dalam posisi tangensial (tampak sedikit superposisi dengan glabela atau alveolar ridge) dan tampak soft tissue hidung.
D. Proyeksi Lateral Dengan Film Occlusal 
  • Penderita semi prone diatas meja pemeriksaan dengan tangan dan kaki diatur dalam posisi yang nyaman. Kepala penderita diatur sehingga Mid Sagital Plane kepala paralel terhadap meja pemeriksaan dan interpupilary line tegak lurus terhadap meja pemeriksaan. 
  • Mengatur film occlusal diatas spon diletakkan di sudut bawah supra orbital. Sudut-sudut film dibuat tidak tajam, sehingga dapat diletakkan tanpa mengganggu kenyamanan penderita. Sudut pinggir film diletakkan pada sisi hidung pada inner canthus dan tekan bagian atas film sehingga paralel terhadap Mid Sagital Plane (MSP) kepala. 
  • Arah sinar vertikal tegak lurus kaset dengan titik bidik pada pada 0,25 inchi atau 1,9 cm dari distal nasion menuju tengah film, jarak focus ke film 90 cm dan eksposi saat penderita diam.
  • Kriteria : tampak gambaran lateral tulang hidung dan jaringan lunak tanpa ada rotasi, tampak spina nasalis anterior dan sutura fronto hidung.
E. Tangensial Intra Oral
  • Penderita duduk di atas meja pemeriksaan. Kepala penderita diatur sehingga Mid Sagital Plane (MSP) dan Glabello Alveolar Line dalam posisi vertikal. Film occlusal dimasukkan dalam mulut penderita kurang lebih 1 inchi atau 2,5 cm, kemudian mengatur glabelo alveolar line tegak lurus terhadap film. 
  • Penderita disuruh mengatupkan bibir dan gigi sehingga film terfiksasi. 
  • Arah sinar horizontal tegak lurus terhadap film dengan titik bidik pada glabelo alveolar line menuju tengah film. Jarak focus ke film 100 cm , eksposi saat diam. 
  • Kriteria : tampak gambaran tulang hidung sedikit superposisi dengan tulang frontal dan gigi atas.

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih telah mampir. Silahkan berikan komentar anda. Salam.