Monday, March 1, 2010

Teknik Radiografi OMD (Oesophagus Maag Duodenum)

1. Definisi
Adalah pemeriksaan secara radiografi dengan menggunakan media kontras ( positif dan negative ) untuk menampakkan kelainan pada lambung.
  • Biasanya merupakan pemeriksaan satu paket dengan Oesophagus dan Duodenum (OMD=Oesophagus Maag Duodenum)
2. Anatomi Stomach ( Maag = Gaster = Lambung )
  • Stomach, terletak diantara esophagus dan usus halus. Merupakan bagian yang mengalami pelebaran / dilatasi pada alimentary canal. 
  • Stomach terdiri dari 4 bagian besar yaitu : cariac, fundus, body atau corpus dan pylorus.
  • Body habitus
    • Tipe dari body habitus memberikan efek yang sangat besar terhadap lokasi organ pencernaan pada rongga abdomen.
    • Untuk keakuratan dan konsistensi posisi dari organ pencernaan perlu diketahui karakteristik dan klasifikasi dari body habitus.
    • Terdapat 4 kelompok dari body habitus yaitu : hypersthenic, sthenic, hyposthenic dan asthenic

3. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi Pemeriksaan
  • Gastritis : radang gaster ( baik akut maupun kronik )
  • Divertikula : penonjolan keluar darimaag yang membentuk kantung ( banyak terjadi pada fundus )
  • Hematemesis : perdarahan)
  • Neoplasma ( tumor atau kanker ) 
  • Hernia hiatal : hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus yang pendek.
  • Stenosis pylorus:penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus
  • Bezoat / Undigested material (biasanya berupa rambut, serat sayuran atau bahan kayu )
  • Ulcers : erosi dari mukosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet, rokok, bakteri )
  • Ulcer/ulkus/tukak : luka terbuka pada permukaan selaput lendir lambung
  • Perforasi regurgitasi
Kontraindikasi
  • Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan BaSO4 tetapi menggunakan water soluble kontras (urografin, iopamiro )
  • Obstruksi usus besar
4. Persiapan Pemeriksaan
  1. Persiapan Pasien
    • Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan ( kooperatif )
    • 2 hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk mencegah pembentukan gas akibat fermentasi
    • Lambung harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air, pasien puasa 8-9 jam sebelum pemeriksaan
    • Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat – obatan yang mengandung substansi radioopaque seperti steroid, pil kontrasepsi,dll.
    • Sebaiknya colon bebas dari fecal material dan udara bila perlu diberikan zat laxative.
    • Tidak boleh merokok ( nicotine merangsang sekresi saliva ) 
    • Pasien diminta mengisi informed concent.
  2. Persiapan Alat dan Bahan
    • Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
    • Baju Pasien
    • Gonad Shield
    • Sarung tangan Pb
    • Kaset + film ukuran 30 x 40 cm, 30x40 cm.
    • Bengkok
    • Grid
    • X-Ray marker
    • Tissue / Kertas pembersih
    • Bahan kontras barium sulfat
    • Barium encer dengan air hangat ( BaSO4 : air = 1 :4 )
    • Kontras negative ( tablet efferfecent, natrium sulfas, sprite,dll)
    • Obat emergency : dexametason, delladryl,dll)
    • Air Masak Sendok / Straw ( pipet ) dan gelas
5. Prosedur Pemeriksaan
  1. Single Kontras
    • Penjelasan pada pasien tentang prosedur Foto Polos Abdomen
    • Dilakukan persiapan pemeriksaan
    • Dibuat foto polos abdomen / dilakukan fluoroskopi hepar, dada dan abdomen.
    • Pasien diberi media kontras 1 gelas
    • Jika memungkinkan pasien dalam posisi berdiri, jika pasien recumbent pasien minum dengan sedotan
    • Pasien diinstruksikan minum 2 – 3 teguk media contrast, dilakukan manipulasi agar seluruh mukosa terlapisi diikuti fluoroskopi atau dibuat foto yang diperlukan
    • Setelah melihat rugae pasien minum sisa barium untuk melihat pengisian penuh dari duodenum.
    • Dengan teknik fluoroskopi pasien dirotasi dan meja dapat disudutkan sehingga seluruh aspek oesophagus, lambung dan duodenum terlihat
  2. Double Kontras
    • Setelah minum media kontras positif, pasien diberi pil, bubuk carbonat dsb untuk menghasilkan efek gas ( teknik lama, sisi sedotan dilubangi sehingga pada saat minum media kontras sekaligus udara masuk ke lambung.
    • Pasien diposisikan recumbent dan diinstruksikan untuk berguling – guling 4 – 5 putaran sehingga seluruh mukosa terlapisi.
    • Dapat diberikan glucagon atau obat lain untuk mengurangi kontraksi lambung ( lambung tidak relax )
    • Dilakukan pengambilan foto dengan proyeksi sesuai yang diinginkan sama pada teknik single kontras.
    • Bila menggunakan fluoroskopi diambil spot foto pada daerah – daerah yang diinginkan.
6. Proyeksi Pemotretan
  1. PA erect ( film 30 x 40 ) untuk melihat type dan posisi lambung
  2. Lateral erect untuk melihat space retrogastric kiri
  3. PA recumbent untuk melihat gastroduodenal surface
  4. PA Obliq ( RAO ) untuk melihat pyloric canal dan duodenal bulb
  5. Right Lateral Decubitus utk melihat duodenal loop, duodenojujunal junction dan retrogastric space
  6. AP Recumbent utk melihat bagian fundus terutama pada teknik double kontras, rotasi lateral untuk melihat lesi pada dinding anterior dan posterior, retrogastric portion dari jejunum dan illium 
  7. Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 250 – 300 untuk melihat hernia hiatal dan 10 – 15 derajat dan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.
  • Proyeksi PA (film 30 x40)
    • Fungsi : untuk memperlihatkan polip, divertikul, gastritis, pada badab dab pylorus lambung
    • Posisi Pasien : berdiri, prone menghadap kaset
    • Posisi Objek : MSP pada pertengahan meja / kaset. Batas Atas : Xyphoid ( Th 9-10 ), Batas Bawah: SIAS, diyakinkan tidak ada rotasi abdomen.
    • CR : Tegak Lurus
    • CP : Pada pylorus dan bulbus duodeni.
      • Stenik : 1-2 inchi dibawah L2 menuju lateral batas costae dan 1 inchi kekiri dari C. Vertebrae
      • Astenic : 2 inchi dibawah L2
      • Hiperstenic : 2 Inchi diatas level duodenum
    • Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
    • Kriteria Radiograf :
      • Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum
      • Body dan pylorus tercover
      • Struktur gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan duodenum.
      • Tampak struktur anatomis sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada

  • Proyeksi Lateral Erect (Lateral kanan)
    • Fungsi : memperlihatkan proses pada daerah retrogastric seperti divertikel, tumor, ulkus gastric, trauma pada perut dan batas belakang lambung.
    • Posisi Pasien : pasien miring arah kanan, atur kaki dan dan tangan mengikuti kemiringan pasien
    • Posisi Objek : bahu dan daerah costae dalam posisi lateral, batas atas xyphoid, batas bawah crista iliaka
    • Central Ray : Tegak Lurus
    • Central Point : bulbus duodenum pada L1
      • Stenik : 1-1,5 ke depan dari mid coronal plane
      • Astenic : 2 inchi dibawah L1
      • Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
    •  FFD : 100 cm
    • Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
    • Kriteria Radiograf :
      • Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum tercover celah retrogastric, pylorus dan lengkung duodenum akan terlihat jelas khususnya pada tipe hiperstenic
      • Lengkung duodenum terletak pada sekitar L1
      • Dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan yang ada.

  • Proyeksi LPO (left posterior oblique)
    • Fungsi : bila digunakan double kontras akan dapat memperlihatkan dengan jelas batas antara udara dengan dinding pylorus dan bulbus sehingga jelas untuk GASTRITIS dan ULKUS
    • Posisi Pasien : pasien recumbent, punggung menempel kaset.
    • Posisi Objek : dari posisi supine dirotasikan 30 – 60 derajat dengan bagian kiri menempel meja, tungkai difleksikan untuk menopang, Batas atas :proc.xyphoideus, Batas bawah : SIAS
    • CR : Tegak Lurus
    • CP : pertengahan crista iliaca
      • Stenik : L1
      • Astenic : 2 inchi dibawah L1 mendekat mid line
      • Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
      • FFD : 100 cm
      • Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
    •  Kriteria Radiograf :
      • Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum, bulbus duodenum tanpa superposisi dengan pylorus
      • Fundud tampak tertempeli BaSO4
      • Pada double kontras tampak batas body dan pylorus dengan batas udara
      • Tidak ada pergerakan dan kekaburan gambaran lambung dan duodenum

  • Proyeksi PA Oblique (RAO)
    • Posisi Pasien : recumbent, prone
    • Posisi Objek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut 40 – 70 derajat dengan tepi depan MSP, lengan tangan sebelah kiri flexi ke depan, knee joint flexi.
    • Central Ray : vertical tegak lurus
    • Central Point : daerah bulbus duodeni
      • Stenik : 1-2 inch dari L2
      • Asthenic : 2-5 inchi di bawah L2
      • Hiperstenic : 2-5 inchi di atas L2
    • FFD : 100 cm
    • Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
    • Kriteri radiograf :
      • Struktur ditampakkan : daerah lambung dan lengkung duodenum membentuk huruf C
      • Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
      • Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan 
      • Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.

  • Proyeksi AP
    • Posisi Pasien : Supine
    • Posisi Objek : MSP pada mid line meja, pastikan tubuh tidak ada rotasi
    • CR : tegak lurus dengan kaset
    • CP : pada L1 ( diantara xypoid dan batas bawah costae )
      • Stenik : L1
      • Asthenic : 2 inchi di bawah L1
      • Hiperstenic : 1 inchi di atas L1
    • FFD : 100 cm
    • Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
    • Kriteria radiograf :
      • Struktur ditampakkan : lambung dan duodenum, diafragma dan paru-paru bagian bawah
      • Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
      • Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
      • Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
    •  Catatan :
      • Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 25 – 30 derajat untuk melihat hernia hiatal.
      • 10 – 15 derajat dengan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.

Teknik Pembuatan Radiograf Maag Duodenum
  1. Dengan Fluoroskopi
    • Pasien disuruh berguling diikuti dengan fluoroskopi dilihat hingga BaSO4 melumuri seluruh permukaan lambung
    • Buat spot foto lambung posisi RAO, lateral kanan, PA, dan LPO
    • Spot foto dibuat sesuai dengan kelainan / posisi yang diperlukan
    • Setelah kontras mengisi lambung dan duodenum dibuat foto UP RIGHT AP/PA
  2. Tanpa Fluoroskopi
    • Tunggu kira – kira 5 menit, setelah kontras masuk
    • Buat Radiograf RAO
    • Lihat hasilnya, bila kontras sudah memenuhi lambung, dibuat proyeksi lateral kanan, PA 
    • LPO untuk melihat duodenum 
    • Bila mungkin dibuat UP RIGHT AP atau PA
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
  1. Puasa 4 -8 jam
  2. Tidak merokok dan mengunyah permen selama periode NPO karena aktifitas tsb akan meningkatkan cairan lambung dan ludah yang menghalangi perlekatan barium pada mukosa.
  3. Volume media kontras
  4. Kv tinggi ( 100 – 125 )untuk menapbah penetrasi kontras barium yang tinggi 
  5. Seconnd (S) yang singkat untuk mengurangi peristaltic movement Bouble kontras mengurangi hingga menjadi 80 – 90 kv

1 komentar:

Terimakasih sekali kepada admin blog ini, blog yang luar biasa sangat membantu memberi informasi terkait radiografi. Masukan saya kalau bisa disertai dengan referensi nya min... ^^9

Post a Comment

Terimakasih telah mampir. Silahkan berikan komentar anda. Salam.