Wednesday, June 2, 2010

Teknik Radiografi Skull

Sebelumnya ane berharap ringkasan beberapa proyeksi pada pemeriksaan radiograf skull ini bisa bermanfaat dah meskipun hanya sekilas...Enjoy it..
1. PA dan PA Axial Projection (Cadwell)
  • Posisi pasien : 
    • Duduk tegak atau prone
    • Atur MSP pada pertengahan lysolm
    • Fleksikan lengan , atur agar posisi tangan senyaman mungkin. 
  • Posisi obyek : 
    • Atur kepala dan hidung agar menepel kaset dan MSP tegak lurus kaset
    • Atur OML agar tegak luruskaset, tahan nafas saat eksposi
  • CR : 
    • PA = tegak lurus kaset
    • Cadwell = 15 derajat ke caudad
  • CP : Glabella 
    • Untuk menampakkan superior orbital fissur, arahkan berkas sinar pada pertengahan kedua orbita sebesar 25 derajat ke caudad 
    • Untuk menunjukkan foramnen rotundum, arahkan berkas sinar pada nasion dengan penyudutan sebesar 25-30 derajat ke caudad. Metode water’s juga dapat dipergunakan untuk menampakkan foramen rotundum.
  • Struktur yg ditampakkan :  
    • PA : orbita terisi oleh bayangan piramid petrosum , posterior etmoidal air cell, crista galli, frontal bone, frontal sinus. Dorsum sellae tampak seperti kurva yang berada diantara 2 orbita tepat dibawah etmoid air cell.
    • PA Cadwell : hampir sama dengan PA, anterior etmoidal air cell Schuller yang pertama kali menemukan proyeksi ini, dengan penyudutan 24 deratajat ke caudad.

  • Kriteria Evaluasi : 
    • Jarak antara sisi lateral skull ke sisi lateral orbita sama pada kedua sisi.
    • Petrous ridge symetris
    • Tulang petrosum berada 1/3 bagian posterior foramen orbital apabila dilakukan penyudutan 15 derajat ke caudad.
    2. AP dan AP Axial Projection
    • Posisi pasien : Supine / duduk tegak 
    • Posisi obyek : 
      • atur MSP tegak lurus kaset 
      • atur OML tegak lurus kaset 
    • CR :
      • ap = tegak lurus 
      • ap axial = 10-15 derajat ke cephalad 
    • CP : 
      • nasion (AP axial) 
      • glabella (AP)
    • Untuk menampakkan frontal bone saja arahkan sinar-X pada pertengahan antara frontal tuberosity (eminance) dengan penyudutan ke caudad yang pararel dengan supraorbital line 
    • Struktur yang ditampakkan : Sama dengan proyeksi PA. TETAPI DALAM PROYEKSI AP ORBITAL MENGALAMI MAGNIFIKASI . 
    3. Lateral Projection
    • Klinis
      • Fracture
      • Neoplastic process
      • Paget's disease
      • Infeksi
      • Tumor
      • Degenerasi tulang
    • Persiapan pasien
      • Lepaskan semua bahan logam, plastik dan benda-benda lain yang dapat mengganggu gambaran pada daerah kepala
    • Persiapan alat
      • Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm
      • Alat fiksasi
      • Grid/lysolm
    • Posisi pasien
      • Prone atau duduk tegak, recumbent, semiprone (Sim's) Position
    • Posisi objek
      • Atur kepala true lateralm dengan bagian yang akan diperiksa deka degan IR, tangan yang sejajar dengan bagian yang diperiksa berada di depan kepala dan bagian yang lain lurus di belakang tubuh.
      • Atur MSP paralel terhadap IR, pastikan tidak ada rotasi maupun tilting
      • Atur interpupilary line tegak lurus IR, pastikan tidak ada tilting pada kepala
      • Atur agar IOML // dengan IR
    • CR : tegak lurus terhadap IR
    • CP : 2 inch ke superior MAE
    • SID : min 100 cm
    • Tahan nafas pada saat eksposi
    • Catatan : pada pasien dengan posisi recumbent pemberian fiksasi di bawah dagu akan embantu agar posisi dapat true lateral
    • Struktur yang ditampakkan : bagian yang menempel dengan film ditampakkan dengan jelas. Sella tursika mencakup anterior dan posterior clinoid dan dorsum sellae ditampakkan dengan jelas.
    4. PA Axial (Cadwell Method)
    • Klnis : skull fracture (medial dan lateral displacement), neoplastic process dan paget's dissease
    • Posisi pasien : prone atau erect position
    • Posisi Obyek :
      • atur hidung dan os frontal menempel pada meja/permukaan bucky.
      • fleksikan leher agar OML tegak lurus IR, atur MSP tegak lurus pertengahan grid atau meja/permukaan bucky untuk menghindari rotasi atau tilting pada kepala.
    • CR : 15 derajat caudad menuju nasion
    • CP : os occipital menuju ke nasion 
    • FFD : 100 cm (40 inchi) 
    • Tahan nafas saat eksposi 
    • Catatan :
      • alternatif penyudutan sinar 25- 30 derajat ke caudad untuk dapat menunjukkan supra orbital fissure (tanda panah hitam) dan bagian inferior orbital. 
      • semakin kecil penyudutan arah berkas sinar ke caudad dan atau semakin besar sudut saat leher flexi maka pyramida petrous akan tampak pada bagian superior orbita. 
      • alternatif AP AXIAL PROJECTION : untuk pasien yang tidak dapat diposisikan PA (pada pasien trauma), proyeksi AP Axial dengan penyudutan 15 derajat ke cephalad dapat dilakuka dengan OML tegak lurus IR
    • STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN : 
      • greater and lesser sphenoid wings, frontal bone, superior orbital fissure, frontal dan anterioor ethmoid sinuses, superior orbital margin, dan crista galli. 
      • PA dengan 25- 30 derajat caudad : tampak foramen rotundum pada masing-masing inferior orbital rim dan superior orbital fissure tampak dalam orbital. 
      • PA dengan 15 derajat caudad : pyramida petrouse tampak dikuadran 3 orbital, superior orbital margin tampak tidak superposisi.
    5. PA Axial (Haas Mehod)
    • Klinis : occipital bone, petrous pyramid, dan foramen magnum dengan dorsum sellae serta posterior clinoid tampak jelas.
      Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan alternatif apabila pasien tidak dapat memflexikan leher mereka pada proyeksi TOWNE. Pemeriksaan ini menghasilkan gambaran occipital dengan magnifikasi yang lebih besar tetapi memberikan dosis radiasi yang lebih rendah pada daerah facial serta kelenjar thyroid. hal ini tidak diajurkan saat tulang occipital menjadi obyek utama karena magnifikasi yang lebih besar.
    • Posisi pasien : prone atau erect
    • Posisi obyek :
      • atur hidung dan os frontal menempel pada permukaan meja/bucky. 
      • fleksikan leher. Atur OML tegak lurus terhadap IR 
      • atur MSP kepala sejajar dengan pertengahan grid. - pastikan tidak ada rotasi/tilting (MSP tegak lurus terhadap IR)
    • CR : 25 derajat cephalad
    • CP : sinar menuju MSP melewati MAE 
    • FFD : 100 cm 
    • Tahan nafas saat eksposi 
    • Struktur Yang ditampakkan : occipital bone, petrous pyramid, dan foramen magnum, dengan dorsum sellae dan posterior clinoid tampak berada pada foramen magnum
    6.  AP Axial Projection (Towne Method)
    • Klinis : Pada pemeriksaan sella tursika metode ini dilakukan untuk menunjukkan adanya pituitary adenomas. 
      • Shielding : lindungi daerah leher ke bawah
    • Posisi Pasien : supine atau erect 
    • Posisisi obyek :
      • atur bagian kepala posterior menempel meja/permukaan bucky 
      • fleksikan leher agar IOML tegak lurus IR 
      • atur MSP tegak lurus midline grid atau meja/permukaan bucky.
    • CR : 
      • 30 derajat ke caudad apabila OML tegak lurus IR
      • 37 derajat ke caudad apabila IOML tegak lurus IR 
    • CP : 1,5 inchi (4 cm) superior glabella. 
    • Tahan nafas saat eksposi 
    • Struktur yang ditampakkan : dorsum sellae, anterior dan posterior clinoid process (tergantung pada CR angulation), foramen magnum, petrous ridge, dan occipital bone.
      • 37 derajat : dorsum sella dan posterior clinoid process tampak berada pada foramen magnum
      • 30 derajat : anterior clinoid tampak dengan jelas, jauh dari kedua petrous ridge, berada diatas foramen magnum, dorsum sellae tampak diatas foramen magnum, superimposisi dengan occipital bone.
    7. Lateral Position ( Right or Left Lateral Sella Tursica)
    • Klinis : Adenoma pituitary 
    • Teknik sama dengan lateral position skull seperti yang pertama dibahas, kecuali CP dan luas lapangan kolimasi yang diberikan. 
    • CP : ¾ inchi (2 cm) anterior dan ¾ inchi (2 cm) superior MAE 
    • Struktur yang ditampakkan :sella tursika, anterior dan posterior processus clinoideus, dorsum sellae dan clivus.
    8. Submentovertex (SMV)
    • Penting : harus diketahui adanya indikasi fracture pada tulang-tulang cervical atau subluxsasi pada pasien dengan kasus trauma sebelum pemeriksaan ini dilakukan.
    • Klinis : kelainan patologi tulang pada daerah basal (inner temporal bone structure), basal skull fracture
    • Posisi pasien : erect atau supine, posisi duduk biasanya lebih nyaman untuk pasien, dimana bucky stand vertical.
    • Posisi obyek :
      • hyperekstensikan leher hingga IOML // IR/permukaan bucky 
      • vertex menempel pada kaset 
      • atur MSP tegak lurus meja/permukaan bucky, pastikan tidak ada rotasi ataupun tilting. 
      • Note :
        • SUPINE : ekstensikan leher pasien dengan kepala berada ditepi meja, ganjal kaset dan grid. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka ganjal tubuh pasien dengan menggunakan bantal sehingga pasien dapat mengekstensikan leher dan vertex menyentuh permukaan meja. 
        • ERECT : apabila pasien tidak dapat mengekstensikan leher secara maksimal, maka atur kepala agar IOML tegak lurus terhadap IR. Atur kemiringan IR sesuai dengan kemampuan ekstensi leher pasien. 
        • Posisi ini sangat tidak nyaman, sehingga usahakan agar pemeriksaan dilkakukan dengan waktu sesingkat mungkin
    • CR : Tegak lurus IOML 
    • CP : 4 cm inferior sympisis mentale setinggi MAE (pada pertengahan kedua angulus mandibula).
    • FFD : 100 cm 
    • Tahan nafas saat eksposi 
    • Struktur yang ditampakkan : arc zygomaticum.
    CONCLUSION :
    BASIC AND SPECIAL PROJECTION SKULL SERIES :

    BASIC : 
    1. AP Axial (Towne Methode)
    2. Lateral 
    3. PA Axial 15 derajat (Cadwell methode) atau PA Axial 25-30 derajat
    4. PA
    SPESIAL : 
    1. Submentovertex (SMV) 
    2. PA Axial (Haas Methode)

    2 komentar:

    Ijin copy ya Mas... makasih

    teguh

    Foramen spinosum can have several variations in position, size and its location. In rare cases, foramen spinosum is absent. Read More At https://healthhymn.com/foramen-spinosum/

    Post a Comment

    Terimakasih telah mampir. Silahkan berikan komentar anda. Salam.