Friday, February 5, 2010

PEMILIHAN MEDIA KONTRAS INTRAVASCULAR DALAM PEMERIKSAAN CT SCAN

Sebelum mulai menulis mengenai pemilihan media kontras intravascular ini, sebelumnya saya ingin mengakui dosa saya...heheh maksudnya mau bilang kalo materi ini saya sadur alias saya angkat dari materi perkuliahan yang diberikan oleh dosen teknik radiografi saya yang sangat cantik, imut dan jenius ,,,
(peace bu dosen..!! ampun, jangan di kasi SP y..)..hehe..
Okelah dari pada banyak bacot, mendingan langsung aja kembali ke laptop tujuan awal...
Yukz mareee...!!!

::PEMILIHAN MEDIA KONTRA INTRAVASCULAR DALAM PEMERIKSAAN CT SCAN ::

CT Scan adalah salah satu pencitraan diagnostic canggih yang sering dan rutin dilakukan untuk penegakan diagnosa saat ini. Ada beberapa pemeriksaan CT Scan yang rutin dilakukan yaitu : pemeriksaan CT Scan kepala, CT Scan Thorax, CT Scan abdomen, CT Scan Angiografi dan lain-lain.


Penggunaan media kontras sebagai media yang memberikan perbedaan kontras dengan jelas, sangat diperlukan dalam pemeriksaan CT Scan. Salah satu media kontras yang biasa digunakan dalam pemeriksaan CT Scan adalah media kontras intravascular. Penggunaan media kontras intravascular yang memberikan efek yang positif terhadap peningkatan kualitas gambaran radiograf juga memberikan efek negative yang tidak dapat dihindarkan seperti penggunaan farmasetika lainnya. Sebelum memutuskan untuk menggunakan media kontras intravascular dalam pemeriksaan CT Scan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan tentang media kontras, yaitu jenis media kontras, komposisi, efek negative yang ditimbulkan serta penanganan yang dilakukan untuk mengatasi efek negative yang timbul. Secara umum untuk menentukan baik tidaknya atau aman tidaknya media kontras dipergunakan dalam pemeriksaan CT Scan dibandingkan dengan keuntungan yang didapat, maka ada beberapa hal umum yang harus kita ketahui tentang media kontras. Beberapa hal yang harus kita ketahui mengenai media kontras adalah :

I.1. PENGERTIAN MEDIA KONTRAS

Yang dimaksud dengan media kontras adalah suatu bahan untuk melihat jaringan tubuh yang tidak terlihat (samar) dalam pemeriksaan radiodiagnostik (seperti : X-ray, magnetic, ultrasound). Organ tubuh yang dimaksud seperti : usus, rongga tubuh, saluran kemih/ampedu, tuba faloppi, ginjal, pembuluh darah, tumor, limpa, kelenjar, sumsum tulang, cairan tubuh, dll.

I.2.JENIS MEDIA KONTRAS

Media kontras secara umum dibedakan menjadi 2 yaitu :

I.2.1. MEDIA KONTRAS POSITIF (+)

Media kotras (+) memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam radiograf. Tersusun dari bahan yang mempunyai nomor atom lebih tinggi dari jaringan dan aman terhadap kemampuan interstitial tubuh.

I.2.2.MEDIA KONTRAS NEGATIF (-).

Media kontras (-) memberikan efek gambaran luzen (hitam) dalam radiograf. Tersusun dari bahan yang mempunyai no atom yang lebih rendah dari jaringan. Tidak dapat dimasukkan pada organ-organ tertentu misal pembuluh darah.

Salah satu jenis media kontras (+) yang paling sering dipergunakan untuk pemeriksaan radiografi baik konvensional, sedang dan canggih yang cara pemasukannya melalui pembuluh darah baik dimasukkan melalui intravena ataupun arteri langsung adalah media kontras intravascular. Media kontras ini memberikan “contras enhancement” yang lebih baik karena memiliki no atom lebih tinggi dari jaringan. Selain itu media kontras jenis intravaskular sangat mudah untuk diserap oleh lumen atau sel tubuh, sehingga meskipun masuk ke dalam pembuluh darah, tidak menyebabkan vaskularisasi tubuh.

Bahan yang sering dipergunakan pada bahan media kontras intravaskuler adalah komposisi yang mengadung iodiom. Iodium merupakan atom yang cukup besar, mempunyai dentsitas yang tinggi, dapat menghambat sinar-X, mempunyai opasitas yang baik, sehingga merupakan media kontras yang efektif.

Sifat senyawa Iodium yaitu :

  1. Larut dalam dalam air
  2. Mengandung ion yang sering disebut Media kontras ionic 
  3. Tidak mengandung ion disebut media kontras nonionic.

Perbedaan kedua media kontras tersebut diatas terletak pada 3 hal utama yaitu : nilai osmolalitas (menyebabkan tekanan darah meningkat, sensasi rasa panas dan panas), Ion charge (perubahan EEG, gangguan neurologis, bradikardia) dan kemotoksisitas (menyebabkan muntah, nausea, reaksi alergi, broncospasme, dan reaksi anafilaktik).

Media kontras Iodium yang larut dalam air dibedakan menjadi 4 yaitu :
1. Monomer ionic

Biasa digunakan dalam oral cholegrafi (Iopodote, Iocetamic acid, dll), dan Uro/angiografi (Iothalamate, diatrizoat, Ioxithalamat, ioglicic Acid, Iodamic acid).

2. Monomer nonionic

Biasa digunakan dalam uro/angiografi (seperti iopamidol, Iohexol, Iopramide, Ioversol, Iopentol).

3. Dimer ionic

Biasa digunakan dalam i.v cholegrafi (Iodipamic Acid, iodoxamid acid, Iotroxic acid) dan Angiografi ( Ioglaxic Acid).

4. Dimer nonionic

Biasa digunakan untuk pemeriksaan myelografi (seperti Iotrolan).

I.3. KOMPOSISI YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEDIA KONTRAS.

I.3.1. OSMOLALITAS

Yang dimaksud osmolalitas adalah tekanan osmotic yang didapat pada partikel yang dilarutkan dalam sebuah larutan tertentu.

Semakin tinggi tekanan osmotic, maka semakin buruk tingkat toleransi suatu media kontras dalam tubuh, sebaliknya semakin mendekati tekanan osmotic darah ( 300 mOsm/Kg ) suatu kontras media semakin baik toleransinya.

Secara klinis pengaruh osmolalitas adalah :

- Rasa panas, tidak nyaman, nyeri

- Kerusakan pada pertahanan otak

- Kerusakan ginjal

- Gangguan keseimbangan elektrolit pada anak-anak


I.3.2. MOLEKUL IODIUM

Semakin tinggi jumlah molekul iodium yang dikandung oleh media kontras, makin tinggi kontras/opasitas image yang dihasilkan.

I.3.3. PROTEIN BINDING

Semakin tinggi daya ikat suatu bahan media kontras terhadap jaringan atau sel tubuh (protein) semakin tinggi chemotoxicity atau daya racun bahan media kotras tersebut (lama bertahan dalam tubuh).

I.3.4. KEKENTALAN / VISCOSITAS

Semakin tinggi viskositas suatu media kontras, semakin lama proses penyuntikan yang dilakukan, semakin sakit..

I.3.5. HISTAMIN RELEASE 

Menunjukkan tingkat kepekaan/penolakan tubuh terhadap benda asing yang masuk. Semakin tinggi tingkat histamine release oleh suatu media kontras semakin tinggi tingkat alergi pada pasien.

2 komentar:

Post a Comment

Terimakasih telah mampir. Silahkan berikan komentar anda. Salam.