SELAMAT DATANG DI CATATAN RADIOGRAF !

Selamat datang di blog "Catatan Radiograf", perkenalkan nama saya Ajunk Artawijaya creator dari blog sederhana yang sedang anda kunjungi saat ini. Semoga segala artikel di blog ini dapat bermanfaat. Enjoy !

APA ITU CATATAN RADIOGRAF ?

Semua artikel di blog ini berhubungan dengan dunia medis pada umumnya dan dunia pencitraan radiologi pada khususnya. Dimulai dari sejarah penemuan sinar-x hingga berbagai teknik pemeriksaan radiologi dalam dunia medis.

KONVENSIONAL RADIOGRAFI

Pemanfaatan sinar-x dalam dunia pencitraan medis secara konvensional dengan tujuan mendiagnosa kelainan dari pada organ atau struktur anatomis tubuh manusia untuk kemudian dilakukan terapi lebih lanjut..

COMPUTED TOMOGRAPHY SCANNING (CT-SCAN)

CT Scan merupakan penggabungan teknologi komputer dan pemanfaatan radiasi sinar-x dalam pencitrran medis dengan memvisualisasikan organ atau jaringan tubuh manusia dalam bentuk potongan irisan (slice) baik axial, coronal, dsb.

MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)

Modalitas pencitraan medis dengan memanfaatkan gelombang resonansi magnetic untuk memvisualisasikan organ atau jaringan tubuh manusia tanpa menggunakan energi radiasi sinar-x.

ULTRASONOGRAPHY (USG)

Bentuk lain pencitraan medis dengan memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi (ultrasound) guna memvisualisasikan organ atau jaringan tubuh manusia tanpa menggunakan energi radiasi sinar-x.

Thursday, August 26, 2010

Sekilas Tentang CTR (Cardio Thoracic Ratio)

Pada pemeriksaan radiologi khususnya Thorax, kadang-kadang ditemukan dimana ukuran bayangan jantung terlihat lebih besar dari biasanya. 
Meskipun terlihat lebih besar dari biasanya, kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa jantung tersebut mengalami pembesaran atau biasa disebut Cardiomegally. Untuk menentukan apakah jantung tersebut mengalami pembesaran, maka diperlukan sebuah perhitungan yang disebut dengan Cardiothoracic Ratio
Sebelum lanjut melangkah berikut sedikit diulas mengenai anatomi jantung manusia
ANATOMI JANTUNG
Jantung adalah pusat dari sistem kardiovaskuler yang terletak dalam rongga dada diantara 2 paru.
Jantung dilapisi oleh sebuah kantung yang disebut perikardium (kantong fibroserosa), fungsinya adalah membatasi pergerakan jantung dan menyediakan pelumas. Perikardium terletak dalam mediastinum medius, posterior terhadap corpus sterni dan kartilago costae II sampai VI.
Ruang-ruang jantung → dibagi oleh septum vertikal menjadi empat bagian atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra dan ventrikel sinistra. 
Batas jantung
- Batas kanan oleh atrium kanan
- Batas kiri oleh auricula sinistra
- Bawah oleh ventrikel sinistra

TEKNIK PERHITUNGAN CTR
Setelah foto thorax PA sudah jadi, maka untuk membuat perhitungan CTR nya kita harus membuat garis-garis yang akan membantu kita dalam perhitungan CTR ini.

Teknik Radiografi Pada Kasus Atresia Ani

Definisi Atresia Ani
  • Atresia : tidak ada lubang ditempat yang seharusnya berlubang baik karena cacat bawaan maupun terjadi kemudian.
  • Ani dari kata anus yang berarti lubang pelepasan atau dubur.
  • Atresia ani: kelainan tidak adanya lubang pelepasan pada daerah dubur(anus) yang sifatnya bawaan atau muncul kemudian.
Patologi
Atresia ani di klasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria antara lain :
1. Menurut Berdon, membagi atresia ani berdasarkan tinggi rendahnya kelainan, yakni :
a. atresia ani letak tinggi : bagian distal rectum berakhir di atas muskulus levator ani (> 1,5cm dengan kulit luar)
b. Atresia ani letak rendah: distal rectum melewati musculus levator ani ( jarak <1,5cm dari kulit luar).
2. Menurut Stephen, membagi atresia ani berdasarkan pada garis pubococcygeal. 
a. Atresia ani letak tinggi : bagian distal rectum terletak di atas garis pubococcygeal.
b. Atresia ani letak rendah: bila bagian distal rectum terletak di bawah garis pubococcygeal.
3. Ladd dan Gross, membagi menjadi 4 type jenis atresia ani
a. Stenosis ani : anus dan rectum ada tetapi menyempit.
b. Imperforatus anus: anus berupa membran.

Teknik Radiografi Stereoradiography


DEFINISI
Secara etiologi :

  • Stereo = dimensi pandang
  • Radio = Radiasi sinar-X
  • Grafi = gambaran
Pengertian : Suatu teknik radiografi untuk menghasilkan bayangan 3 (tiga) dimensi dari 2 (dua) kali eksposi yang menggunakan alat stereoskop untuk melihatnya.
Tujuan : Dapat digunakan untuk menentukan / mengetahui lokasi, kedalaman dan posisi organ yang tidak bisa ditentukan pada radiograf biasa.

Teknik Radiografi Makroradiography

PENGERTIAN
Makroradiografi ialah teknik radiografi yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang diperbesar dari gambaran awalnya (gambaran yang sebenarnya).
Tujuan dari pembuatan gambar makroradiografi ialah untuk memperoleh informasi yang lebih jelas, yang tidak diperoleh dari hasil radiograf biasa diakibatkan oleh ukuran dari bagian – bagian tersebut yang teramat kecil misalnya tulang yang berukuran kecil, saluran- saluran, dsb.
PRINSIP PEMERIKSAAN
Teknik makroradiografi menggunakan prinsip magnifikasi atau pembesaran ukuran objek dari ukuran sebenarnya dengan cara meletakkan objek pada jarak tertentu dari film.
Adapun prinsip pemeriksaan teknik makroradiografi antara lain : 
  • Tanpa grid karena adanya air gap yang diakibatkan oleh OFD (objek film distance) yang lebih besar
  • Gambaran yang dihasilkan akan lebih besar dari gambaran yang sebenarnya bergantung pada pembesaran yang diinginkan
  • Pemilihan focus kecil guna mengurangi ketidaktajaman gambar
  • Faktor eksposi lebih besar dikarenakan adanya pengaruh dari FFD dan Air Gap
Teknik makroradiografi dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: 
  1. Mengubah FFD (focus - film distance) tanpa mengubah OFD (objek - film distance)

Thursday, August 19, 2010

Teknik Radiografi Arthrography

DEFINISI
Pemeriksaan radiologi menggunakan media kontras pada synovial joint & struktur jaringan lunak disekitarnya.
  • Meliputi : hip, knee, ankle, shoulder, wrist & TMJ
  • Yang paling umum: knee joint dan shoulder joint
INDIKASI
Arthrography dilakukan bila ada nyeri yang persistent & unexplained pain, rasa tidak nyaman, dan/atau dysfunction pada joint.
Adapun tujuannya : 
  • Mengidentifikasi abnormalitas soft tissue(pada tear akut dan kronik) identify abnormalities (e.g., acute and chronic tears) seperti ligaments, cartilage, dan joint capsules.
  • Mendeteksi kerusakan internal joint
  • Mendeteksi kerusakan akibat recurrent dislocations joint
  • Menampakkan synovial cysts
RESIKO
  • Infeksi dari pucture side dimana media kontras disuntikkan
  • Reaksi alergi akibat media kontras, namun sangat jarang ditemukan karena substasi tidak disuntikkan secara Intra vena
  • Arthrography tidak direkomendasikan pada pasien dengan arthritis atau dengan joint infections.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
  • Informasikan prosedur pemeriksaan kepada pasien.
  • Pasien diminta menandatangani Informed Consent

Monday, August 16, 2010

Teknik Radiografi Soft Tissue

PENGERTIAN
  • Teknik radiografi soft tissue dapat diaplikasikan pada seluruh tubuh termasuk jaringan superfisial, kecuali pada tulang.
  • Teknik ini membutuhkan eksposi yang berbeda dari teknik radiografi yang biasa dilakukan pada umumnya.
  • Teknik ini dapat menghasilkan densitas dan kontras jaringan yang rendah dengan berbagai perubahan yang terjadi pada organ yang dikehendaki.
  • Kadang-kadang MK digunakan untuk mengetahui adanya fistel pada suatu saluran atau memperlihatkan suatu rongga pada jaringan lunak (Clark, 1979).
TUJUAN 
Teknik radiografi soft tissue bertujuan untuk menampakkan :
  1. Perbedaan kontras jaringan lunak yang besar
  2. Kalsifikasi yang ada pada jaringan lunak yang menuju ke tulang atau sebaliknya

Sekilas Tentang Teknik kV Tinggi

PENGERTIAN 
  • Teknik kV tinggi merupakan suatu pengembangan teknik radiograf dengan menaikkan nilai kV dari kV standar (kV yang secara umum digunakan untuk membentuk suatu radiograf dan mampu menghasilkan informasi diagnostik). Tegangan tabung (kV) yang digunakan berkisar antara 100 kV – 150 kV (Carrol, 1985)
  • Teknik kV tinggi ini biasa digunakan pada pemeriksaan thoraks secara rutin, karena bisa menampakkan lapangan paru dan mediastinum lebih detail. Dengan teknik kV tinggi, dosis radiasi yang diterima pasien kecil karena dengan bertambahnya kV maka daya tembus sinar-X semakin kuat, sehingga semakin sedikit sinar-X yang diserap oleh bahan (kulit). (Bushong, 1988).
FAKTOR EKSPOSI 
Besarnya nilai eksposi yang dihasilkan oleh pesawat sinar-X dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan : 
  • D : FFD (cm)
  • kV : Tegangan tabung 
  • mAs : mAs yang digunakan 
  • P : Ketetapan yang nilainya adalah 15 dan besarnya tergantung dari filtrasi dan ukuran penyinaran yang diberikan
Sedangkan perhitungan nilai mAs dengan perubahan kV adalah :
Catatan : 
kV24 digunakan apabila faktor IS dan Grid diperhitungkan, dan apabila tidak, maka menggunakan rumus :

Teknik Radiografi Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP)

DEFINISI
Pemeriksaan radiografi dari pancreas dan sistem billiary dengan menggunakan fiber optik endoskopi.
  • Pemeriksaan dilakukan pada pasien :
    • Oral dan Intravena Cholangiography gagal 
    • Jaundice 
    • Pancreatic disease
KONTRA INDIKASI 
  • Sensitif kontras media
  • Pyloric stenosis, sebab dapat menghalangi endoskop
  • Acute pancreatitis
  • Glaucoma
  • Pseudocyst
PERALATAN
  • Fiber optic endoscope, yakni satu bendel glass fibre disatukan dan xenon light illuminator. Ditengah alat ini ada saluran untuk masuk kateter untuk memasukan kontras media
  • Pemeriksaan dilalukan dengan bantuan fluoroscopy dan TV monitor
PERSIAPAN PASIEN 
  • Pasien puasa 5-6jam sebelum pemeriksaan dimulai

Teknik Radiografi Post Operative Cholangiography (T-Tube Cholangiography)

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan 10 hari post operasi sebelum selang kateter dicabut.
Tujuan daripada pemeriksaan ini ialah :
  • Menunjukkan ukuran dan patency dari duktus
  • Status spinter pada hepatopancreatic ampulla
  • Menampakkan batu residual atau yang tidak terdeteksi sebelumnya
Persiapan Pemeriksaan
  • Drainase tube diklem, untuk mencegah udara masuk ke duktus (menampakkan cholesterol stone)
  • Pasien diminta puasa sebelum pemeriksaan
  • Bila diperlukan, dapat dilakukan enema 1 jam sebelum pemeriksaan
  • Premidikasi : tidak ada
  • Contras media : water soluble dengan konsentrasi antara 25% hingga 30% misalnya Hypaque 25 %
  • Konsentrasi tinggi menyebabkan small stone tidak nampak
  • Plain Foto : Pasien supine pada meja fluoroscopi, dengan posisi AP dengan bagian kanan abdomen difoto--> batas bawah SIAS
Teknik Radiografi
  • Selang dijepit oleh ateri forceps, selang didesinfektan menggunakan antiseptik

Sunday, August 15, 2010

Teknik Radiografi Operative Choledochography

PENGERTIAN
Pemeriksaan radiology sistem biliary sewaktu dilakukan cholesistectomi untuk memperlihatkan gall stone dalam biliary duct. 
KONTRAS MEDIA 
  • Hypaque 25% sekitar 20 cc tergantung ukuran ductusnya. 
PROSEDUR PEMERIKSAAN
  • Plain foto
    • AP dari abdomen kanan atas
  • Fast film dipilih agar didapat short exposure time, anastesi lokal
  • Eksposi diambil dalam keadaan respirasi.
TEKNIK RADIOGRAFI
  • Jarum dan kontras media disuntikan oleh dokter kedalam biliary tree biasanya melalui cystic duct.
  • Foto diambil 2 kali, yakni pada 2/3 masuknya kontras, dan pada akhir pengisian kontras.
  • Injeksi dilakukan dalam pengawasan fluoroscopi.

Teknik Radiografi PTC (Percutaneous Transhepatic Cholangiography)

DEFINISI
Pemeriksaan radiologi invasive yang menggunakan media kontras untuk menilai duktus biliaris.
  • Sangat berperan terutama pada jaundice guna membedakan obstruksi jaundice dan non obtruksi
  • Digunakan untuk menentukan posisi, ukuran dan penyebab obstruksi
INDIKASI
  • Eksplorasi kelainan system billiary : cholangiocarcinoma, stone, stricture, sclerosing, maligna, kista, atresia biliary dan biliary fistula 
  • Jaundice / icterus dimana nampak dilatasi dari ductal system (dengan USG/CT) namun etiologi dari obstruksi belum jelas 
  • Ductus sukar diviasualkan dengan pemeriksaan lain (apabila oral dan IV - cholecystografi gagal) 
  • Pancreatic disease
KONTRA INDIKASI 
  • Sensitive terhadap Media Kontras 
  • Pyloric stenosis 
  • Acute pancreatistis
  • Glaucoma
PERSIAPAN PASIEN
  • Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan dimulai 
  • Pemeriksaan darah & urine lengkap
  • Pemeriksaan fungsi hati

Teknik Radiografi Intravena Cholecystography

Cekidot aja gan... 
PENGERTIAN
Intravena Cholangiography (IVC) merupakan prosedur pemeriksaan radiologi pada traktus biliaris dengan menggunakan Media Kontras yang dimasukkan secara Intra Vena.  
  • Media kontras biasanya diinjeksi melalui vena cubiti yang selanjutnya melalui jantung dan diedarkan secara arterial circulation.
  • MK tiba di liver melalui arteri hepatika dan vena porta, MK akan mengalami perubahan biokimia dan disekresikan oleh bile dan ditampung di gall bladder. 
  • IVC jarang dilakukan karena angka kejadian reaksi MK cukup tinggi dan adanya prosedur/modalitas lainnya.
Kapan IVC dilakukan?
  • Untuk evaluasi duktus biliaris pada pasien dengan cholecystectomi 
  • Untuk evaluasi duktus biliaris pada non-cholecystectomi, yakni pasien :
    • Pada kasus dimana biliary tract tidak nampak pada pemeriksaan OCG 
    • Pada kasus dimana, karena vomiting dan diarrhea, pasien tidak mampu menerima pemasukan MK secara oral
KONTRA INDIKASI
  • Pasien dengan liver desease

Thursday, August 12, 2010

Teknik Radiografi Oral Colecystography

ANATOMI BILLIARY TRACT
  • Biliary tract terdiri dari : 
    • Duktus biliaris 
    • Gall bladder.
1. Duktus Billiaris
  • Duktus hepatikus kanan & kiri --> duktus hepatikus komunis, dengan duktus cysticus --> duktus biliaris komunis
  • Duktus bialiaris komunis & duktus pankreatikus, masuk ampula of Vater yg bermuara pada doudenum.
  • Bagian akhir duktus biliaris komunis dikontrol oleh sphinter choledochus, sedangkan ampula of vater dikontrol oleh sphinter of Oddi
2. Gall Blader (kandung empedu)
  • Gall blader atau kandung empedu terdiri dari collum corpus, dan fundus panjangnya sekitar 7-10 cm tebalnya sekitar  cm dengan kapasitas cairan empedu sekitar 30-50 ml.
  • Fungsinya sebagai penampung cairan empedu
  • Kandung empedu = Vesica Fellea = Bile

Wednesday, August 11, 2010

Sekilas Tentang Tomography

Semoga bermanfaat gan, ni materi ane angkat dari materi perkuliahan swaktu semester IV dulu ...

Cekidot aja langsung gan ..!!



PENDAHULUAN
  • Tomography berasal dari bahasa Yunani: 
    • Tomos = slice, dan 
    • Graphia = deskripsi, gambaran
  • Tomografi : teknik radiografi untuk menggambarkan struktur yang difokuskan dan struktur lainnya yang terletak di atas dan di bawah struktur tersebut akan dieliminasi atau dikaburkan akibat pergerakan
PRINSIP
  • 4 basic: x-ray source, objek dan media pencitraan (film) serta pergerakan yang sinkron antara 2 atau 3 elemen selama eksposure
  • Dilakukan dengan cara pergerakan tabung dan film ke arah berlawanan diantara pasien yang diam
PRINSIP PENGABURAN
  • Pada awal eksposure posisi T1 dan F1, selama eksposure tube dan film akan bergerak ke T2 dan F2.
  • Fokal plane: terletak pada level rotasi axis yg disebut fulkrum // tabletop
  • Struktur setinggi fokal plane akan menjadi fokus, sedangkan struktur-struktur di atas dan di bawah akan dikaburkan

Teknik Radiografi Arcus Zygomaticum

Basic Method :
  • Submentovertex
  • Oblique tangential
  • AP Axial
  1. AP Axial Zygomaticum Arc (Modified Towne Method)
    • Patology yang ditampakkan : Fracture dan neoplatic/inflamantory process dari arc zygomaticum 
    • Posisi Pasien : Erect atau supine 
    • Posisi Obyek : 
      • Atur bagian posterior skull menempel permukaan meja/bucky 
      • Atur dagu, sehingga OML atau IOML tegak lurus terhadap IR 
      • Atur MSP tegak lurus pertengahan grid atau permukaan meja/bucky untuk menghindari adanya rotasi atau tilting pada kepala.
    • CR : 30 derajat thd OML atau 37 derajat thd IOML
    • CP : 2,5 cm superior glabella (melewati pertengahan kedua arc.)
    • FFD : 40 inchi (100cm) 
    • Tahan nafas saat eksposi 
    • Struktur Yang Ditampakkan : arc zygomaticum bilateral
  2. Oblique Inferosuperior (Tangential)
    • Patologi yang ditampakkan : 
      • Fractur zygomaticum.

Sunday, August 8, 2010

Sekilas Tentang CT Scan Abdomen + Kontras


Sebelumnya ane mau ngucapin terimakasih buat shohib ane dari pulau nun jauh diseberang lautan Pulau Bali yang udah mau bagi-bagi beberapa materi mengenai CT-Scan, dan salah satunya ya yang ane posting di bawah ini,,
cekidot aja gan moga bermanfaat..
1. PERALATAN COMPUTED TOMOGRAPHY
A. Meja Pemeriksaan dan Gantry
Meja pemeriksaan merupakan tempat mengatur posisi pasien pada saat pemeriksaan. Bentuk panjang, permukaannya berupa kurva dan terbuat dari carbon graphite fiber yang mempunyai nilai penyerap rendah terhadap berkas sinar. Pengaturan tinggi rendah, maju mundur, dari meja pemeriksaan melalui tombol digital yang ditempatkan pada sisi meja pemeriksaan maupun pada gantry. (Anonim, 1986) 

Gantry adalah peralatan CT-Scan yang berbentuk kotak, di tengahnya terdapat terowongan untuk keluar masuknya meja pemeriksaan tegak lurus, namun demikian gantry dapat diposisikan menyudut ke posisi negatif maupun positif kurang lebih 200 terhadap meja pemeriksaan. 
Di dalam kotak gantry berisi tabung sinar X, filter, kolimator, lampu indikator sebagai sentrasi, DAS (Data Acquisifion System) dan detektor juga kipas sebagai pendingin. Pada gantry dilengkapi tombol digital untuk mengatur posisi gantry tersebut (Anonim, 1986). 
B. DAS dan Detektor 
Sinar X setelah menembus obyek diteruskan oleh detektor yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan data. 
Secara garis besar detektor dan DAS berfungsi sebagai : 
1) Menangkap sinar X yang telah menembus obyek. 
2) Merubah sinar X dalam bentuk sinyal-sinyal elektronik. 
3) Menguatkan sinyal-sinyal elektronik. 
4) Merubah sinyal elektronik ke data-data digital 
Macam-macam detektor : 

1) Detektor scintilasi kristal dan tabung pengganda elektron. 
2) Detektor isian gas.

Saturday, August 7, 2010

Anatomi Abdomen

ABDOMEN adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan meluas dari atas dari drafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian, abdomen yang sebenarnya yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan lebih kecil. Batas-batas rongga abdomen adalah di bagian atas diafragma, di bagian bawah pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot-otot abdominal, tulang-tulang illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum. Bagian dari rongga abdomen dan pelvis beserta daerah-daerah (Pearce, 1999).
Rongga Abdomen dan Pelvis (Pearce, 1999)
Keterangan : 
1. Hipokhondriak kanan 
2. Epigastrik 
3. Hipokhondriak kiri 
4. Lumbal kanan 
5. Pusar (umbilikus) 
6. Lumbal kiri 
7. Ilium kanan 
8. Hipogastrik
9. Ilium kiri

Isi dari rongga abdomen adalah sebagian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus dan usus besar (Pearce, 1999).

Wednesday, August 4, 2010

Teknik Radiografi Mastoid Bone

Basic :
  • Axiolateral oblique (Modified Law)
  • Axiolateral oblique (Stenver’s) 
  • AP Axial (Town)
Special :
  • Axiolateral (Schuller)
  • Axiolateral oblique (Arcelin - reverse Stenvers) 
  • Axiolateral Oblique (Mayer method and Owen modification)
1. Axiolateral oblique projection (Modified Law Method)
  • Kelainan yang ditampakkan : proyeksi ini menampakkan beberapa kelainan pada processus mastoideus.
    • kedua sisi diperiksa sebagai perbandingan.
  • Posisi pasien : Erect atau prone . Tekuk daun telinga pada mastoid yang diperiksa untuk mengurangi superimposisi dengan mastoid.
  • Posisi obyek :
    • letakkan sisi lateral kepala menempel meja/permukaan bucky dengan bagian yang akan dperiksa berada dekat dengan IR. Tubuh dioblique kan untuk membuat pasien bisa senyaman mungkin.
    • atur MSP pararel dengan bidang permukaan meja/bucky. Dari posisi lateral, obliqkan wajah 15 derajat terhadap IR. Hindari tilting dengan mengatur Interpupilary line tegak lurus permukaan meja/bucky.
    • atur dagu agar IOML tegak lurus pada tepi depan IR 
  • CR : 15 derajat ke caudad
  • CP : 1 inchi posterior dan 1 inchi superior MAE yang jauh dari IR. 
  • FFD : 100 cm
  • Struktur yang ditampakkan : tampak gambaran mastoid air cell dan struktur tulang yang dekat dengan IR

Teknik Radiografi Nasal Bone (I)

Basic :
Special : 
  • Superoinferior 
1. Lateral Position
  • Patologi yang ditampakkan : Fracture nasal bone
  • Dapat Dibuat foto perbandingan dengan sisi yang diperiksa berada dekat dengan kaset. 
  • Posisi Pasien : prone atau erect 
  • Posisi Obyek :
    • atur sisi lateral bagian yang akan diperiksa dekat dengan kaset 
    • atur nasal agar berada ditengah-tengah kaset 
    • atur kepala agar true lateral dan posisi tubuh pasien agak oblique agar pasien merasa nyaman.
    • atur MSP pararel terhadap permukaan meja/bucky. 
    • IOML tegak lurus terhadap IR.
  • CR : tegak lurus IR
  • CP : ½ inchi inferior nasion 
  • FFD : 40 inci (100 cm)
  • Catatan :
    • Tahan nafas saat eksposi